← back to home

Memilih Broker



Photo by Louis Hansel

Untuk DIY investor, investasi di efek merupakan salah satu cara untuk melakukan kegiatan investasi, didalamnya ada instrumen-instrumen investasi yang bisa kita pilih.

Untuk berinvestasi di efek, kita memerlukan broker, sebuah institusi yang menghubungkan kita dengan produk efek, misalkan saham, obligasi atau reksa dana.

Definisi broker yang saya gunakan di sini cakupannya luas, bukan hanya anggota bursa yang memiliki izin Penjamin Emisi Efek atau Perantara Pedagang Efek, tetapi juga Manajer Investasi dan Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD), intinya institusi yang jadi penengah antara investor dengan produk efek yang dijual, takutnya ada yang punya asumsi broker sama dengan tempat kita hanya bisa transaksi saham saja.

Dalam pemilihan broker ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, meski ini tidak menjadi harga mati, tapi setidaknya bisa menjadi metode penyaringan dalam proses pemilihan broker, karena bagaimanapun juga, ini adalah institusi yang kita percayakan untuk membantu kita melakukan jual dan beli produk investasi dan yang digunakan adalah uang kita.

Terpercaya, memiliki lisensi

Bagian ini lebih ke perusahaan mereka di mata hukum, baik segi pendirian perusahaan dan juga terdaftarnya mereka di BEI sebagai anggota bursa dan partisipan, daftar perusahaan bisa dilihat di halaman di idx.co.id ini dan juga di website ojk untuk APERD, Manajer Investasi atau hal yang berkaitan dengan reksa dana.

Tergantung dari produk investasi apa yang dipilih, bisa dilihat di tautan di atas, apakah terdaftar, lihat profilnya, produk-produknya, lihat dana modal yang disetor oleh masing-masing perusahaan tersebut untuk menjalankan bisnisnya.

Kita ambil contoh salah satu perusahaan broker, Samuel Sekuritas, yang detil perusahaannya bisa dilihat di sini.

Di halaman tersebut kita bisa lihat profilnya, seperti status, akte pendirian, alamat, cara hubungi, dan yang penting modal dasar dan yang terpenting MKBD dan juga nilai transaksi, semakin besar semakin baik (untuk detil tentang MKBD bisa baca artikel bisnis.com).

Dengan nilai transaksi ini dan kalau kita klik tombol Overview dan Laporan Keuangan, kita bisa tahu bahwa perusahaan ini aktif dalam menjalankan bisnisnya, dan tentu saja jika aktif berarti ada investor yang melakukan transaksi di bursa melalui sekuritas ini.

Untuk Manajer Investasi, lihat informasi Asset Under Management (AUM), jumlah dana yang dikelola, teorinya makin besar makin stabil, dan lihat juga Nilai Aktiva Bersihnya, Kinerja, dan untuk lebih lengkap bisa membaca Prospectus dan Fundfact Sheet dari masing-masing produk reksa dana.

Fee

Aturan sederhananya, pilih yang sekecil mungkin.

Untuk saham, beberapa perusahaan sekuritas menerapkan fee yang berbeda-beda, selalu lihat fee admin yang sekuritas kenakan jika kita melakukan transaksi jual atau beli, untuk yang sering melakukan aktivitas jual atau beli, jika fee besar, akan terasa juga, belum lagi pajaknya.

Untuk reksa dana dan ETF, manajer investasi mengenakan manajemen fee sebesar berapa persen dari total unit yang kita punya, dan terkadang MI ada juga yang menerapkan fee jual dan beli (frontend load, backend load), sebisa mungkin hindari jika ada fee jual atau beli unit.

Expanse ratio, ini adalah perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh MI untuk menjalankan aktivitasnya, jika reksa dana saham, ini masuk ke biaya jual beli instrumen didalamnya, dan biaya-biaya lain yang mungkin dibebankan ketika menjalankan aktivitasnya.

Sebisa mungkin kita hindari yang menerapkan fee tinggi, hanya terkadang ada MI yang kinerjanya bisa lebih besar dari fee-nya, tetap monitor kinerja produknya, jika perlu lakukan rebalancing.

Menyediakan aplikasi dan updatenya rutin

Ada beberapa broker yang memang tidak membuat layanan dalam bentuk aplikasi untuk investor ritel, tapi untuk investor DIY ritel, seperti saya, sangat membutuhkan aplikasi untuk melakukan aktivitas investasi, jual atau beli, atau sekadar melihat profil produk dan kinerjanya.

Jika broker memiliki aplikasi, tetapi jarang sekali melakukan update aplikasinya, lebih baik cari broker lain, karena fitur atau pembaruan keamanan sangat penting, ini kaitannya dengan uang kita.

Produk investasi yang dijual

Ada banyak pihak yang terlibat dalam produk investasi yang dijual, bisa dari sisi broker atau lainnya, di sini saya coba pisahkan berdasarkan produknya, diambil contohnya dari APERD, kita bisa lihat produk reksa dana apa saja yang dijual didalam platformnya, dari manajer investasi manakah mereka menjual produknya.

APERD ini biasanya menjual produk reksa dana seperti marketplace, jadi kita bisa memilih produk dari manajer investasi (MI) mana yang mau kita beli produknya.

APERD menyajikan banyak produk MI tidak selalu hal yang bagus, karena selain malah jadi pusing untuk memilih, dan bisa juga produk investasi tersebut jelek kinerjanya, dan atau memiliki fee yang tinggi, karena ada saja manajer investasi yang kinerja jelek dan menerapkan fee admin yang tinggi.

Ada beberapa broker yang berlaku sebagai APERD sekaligus Sekuritas, didalam aplikasinya, investor bisa transaksi saham, reksa dana, ETF, waran, bahkan obligasi.

Produk reksa dana dan ETF masing-masing broker bisa berbeda, terkadang ada di broker ini tapi tidak ada di broker lain, ini lebih ke kontrak MI dengan broker, karena biasanya broker mendapat insentif dari setiap produk yang dibeli diplatformnya.

Bonus

Aktif mengupdate websitenya

Hal ini menurut saya penting juga, karena ini menandakan broker tersebut selain aktif juga merawat dirinya sendiri, terkadang ada saja broker websitenya masih seperti tahun 2000an, atau manajer investasi yang jarang sekali memberikan informasi mengenai kinerja produknya sendiri di websitenya sendiri.

Untuk informasi website perusahaan-perusahaan bisa dilihat di IDX atau OJK.

Ini tidak harus selalu ada, hanya saja, jika perusahaan tersebut menulis artikel yang berguna untuk investor bisa diartikan perusahaan tersebut peduli terhadap investor yang menggunakan layanan aplikasinya.

Bagaimana kalau aktif di media sosial? ini bisa saja jadi acuan, tapi karena saya jarang di media sosial, dan ada batasan kata yang bisa ditampung di media sosial, jadinya agak gak sreg aja, dalam format blog lebih menarik menurut saya, contoh BIBIT, Samuel, Mirae (lihat menu Stock Information) dan sumber-sumber lainnya.

Artikel yang tulus ditulis untuk membantu penggunanya akan sangat membantu pengguna supaya menjadi investor yang lebih baik, dan naik literasi finansialnya.


Tags: rencana keuangan, rencana investasi, investasi, broker, saham, reksa dana