← back to home

Telat memulai investasi?



Photo by Andy Beales

Untuk yang sudah berkepala 3 atau lebih, dan masih belum investasi, biasanya suka ada perasaan ketinggalan dan mungkin ada obrolan dalam kepala, “umur udah 40an, kayaknya udah telat ya buat investasi, ya? gimana ya?”, pikiran tersebut wajar kalo keluar.

Tidak ada yang telat dalam memulai investasi, seperti kata pepatah, waktu yang tepat untuk investasi adalah kemarin, waktu yang tepat kedua adalah hari ini.

Jadi tidak ada kata terlambat, kita bisa memulainya dengan keadaan yang kita punya, di sini saya nulis bukan dalam keadaan yang berkecukupan juga, dan bukan dalam rangka menggurui yang lain.

Baca: Menyiapkan dana darurat

Saya mencoba menuliskan apa yang bisa dilakukan untuk yang terhitung “telat” investasi, tergantung di umur berapa sekarang memulai, tapi aturan dasarnya tetap sama, kita cukupkan dulu dana darurat, biasanya 3 - 6 bulan biaya hidup, kalau sebulan butuh 5 juta, dikalikan 6, angka ini bisa kita kejar jika kita berjuang.

Selanjutnya jika sudah ada dana darurat, kita mulai dengan investasi yang sekiranya rendah risiko dulu, tapi kalau mau ngejar ketertinggalan dengan mengambil risiko lebih besar, misalkan dengan saham, di sini kita harus sudah siap dengan segala macam yang bisa terjadi di saham, siapkan diri jika dana investasi saham kita turun hingga 50% atau bahkan lebih, kalau belum siap, mending cari investasi yang minim risiko, dan jika sudah lebih percaya diri dengan investasi yang kita lakukan, bisa dicoba jenis aset lain yang berisiko, dengan harapan mendapatkan imbal hasil yang tinggi.

Baca: Risiko-risiko dalam investasi

Mulai dari yang mudah

Kita coba mulai dengan investasi dengan reks dana dulu, dan jenis yang dipilih adalah pasar uang atau dengan reksa dana pendapatan tetap (obligasi), kedua jenis reksa dana ini terhitung minim risiko, tetapi imbal hasil yang didapat juga tidak begitu besar, mungkin dalam range 3-8%, tergantung dari kinerja dari reksa dana tersebut.

Baca: Memulai investasi dengan reksa dana

Investasi lain yang bisa dicoba bisa dengan tabungan yang berbunga tinggi, seperti di bank digital NeoBank atau di Seabank, silakan baca artikel yang saya tulisa di seputar finansial.

Risiko Medium

Kalau mau coba langsung dengan yang memiliki profil risiko medium, bisa mulai dengan reksa dana campuran, artinya reksa dana ini memiliki underlying aset saham, dan obligasi atau pasar uang, komposisi dari masing-masing aset ini di atur didalam prospectus yang dikeluarkan oleh manajer investasi.

Risiko Tinggi

Untuk yang ingin mengejar ketertinggalan, dan ingin ngebut, dan juga memiliki selera risiko yang tinggi, maka bisa mencoba dengan reksa dana saham atau ETF saham atau untuk yang memiliki selera risiko tinggi, bisa langsung membeli saham individual yang ada di bursa saham.

Risiko di sini lebih ke kemungkinan dana yang kita investasikan ke saham, ada potensi untuk bisa turun signifikan, dan memilih saham individu yang bisa memiliki kinerja yang bagus adalah pekerjaan yang sulit, tidak ada yang bisa menebak saham apa yang bisa bisa menghasilkan imbal hasil 24% dalam sehari.

Agar risiko bisa minimal, investor bisa membeli reksa dana saham atau ETF indeks, yang mana manajer investasi akan membeli banyak saham sekaligus yang sesuai dengan prospectus, sehingga investor tidak perlu memikirkan diversifikasi dalam portofolionya.

Ngebut!

Untuk bisa ngebut dalam mengumpulkan portofolio investasi, tentunya diperlukan pengorbanan juga, setidaknya lebih memikirkan pengeluaran-pengeluaran yang ada didalam kehidupan sehari-hari, dan porsi yang dialokasikan untuk investasi lebih besar dari biasanya.


Tags: rencana keuangan, rencana investasi, investasi, broker, saham, reksa dana