← back to home

Investasi di Peer to Peer (P2P) Lending



Photo by Lina Trochez

Melakukan diversifikasi investasi menurut saya penting, karena agak berisiko jika kita menaruh investasi kita hanya di satu aset, hanya di saham misalkan, jika saham sedang jatuh, mayoritas investasi kita akan jatuh juga, ada yang melakukan hedging dengan aset investasi lain, misalkan dengan deposito, reksa dana pasar uang, obligasi dan lainnya, pokoknya selain dengan investasi yang kita miliki saat ini.

Kali ini dengan menggunakan peer to peer lending.

Ada beberapa layanan yang saat ini bermunculan, ada yang sudah lama melakukan bisnis ini, konsep kerja peer to peer lending ini adalah, satu perusahaan peer to peer, mengumpulkan perusahaan atau individu yang membutuhkan pendanaan, dan selain itu, perusahaan tersebut mengajak masyarakat yang mau untuk meminjamkan dananya ke calon peminjam-peminjam tersebut.

Biasanya perusahaan P2P akan mengkurasi, menyaring, dan memberikan rating terhadap peminjam yang hendak meminjam di platform-nya, dan pemberi pinjaman (lender), bisa memilih dan memberikan pinjaman ke peminjam (borrower) sesuai dengan dana yang dibutuhkan, biasanya ada batasan berapa yang bisa dipinjamkan perpinjaman yang ada di platform tersebut.

Risiko

Platform P2P biasanya membuat sistem rating terhadap calon peminjam, hal ini bisa karena track record peminjam, credit scoringnya, diperiksa due diligence-nya, platform P2P akan memberikan rating berdasarkan kriteria-kriteria yang mereka miliki, makin bagus ratingnya, biasanya potensi default rendah, dan pendana bisa mendapatkan dananya kembali, beserta imbal hasilnya.

Pendana (borrower), bisa memilih pendanaan yang dirasa aman untuknya, pendana juga boleh-boleh saja kalo mau ambil yang rating rendah, karena biasanya memiliki imbal hasil yang lebih tinggi, tapi tentunya dengan risiko ditanggung sendiri.

Platform P2P terkadang menampilkan pendanaan yang memiliki asuransi, hal ini tidak semua pendanaan memiliki ini, tapi bisa jadi acuan untuk yang tidak mau memiliki risiko terlalu banyak.

Imbal hasil

Mendanai di platform P2P biasanya memiliki imbal hasil bunga yang lebih tinggi dari rata-rata bank, bisa lebih dari 5%, dan sudah biasa ada yang menawarkan bisa lebih dari 10%, 16% atau lebih, hal ini tergantung dari lamanya tenor pinjaman, dan juga seberapa berisikonya hal ini jika lender memberikan dananya.

Hal ini, jika semua lancar dan baik, tentunya bisa menjadi sumber investasi lain selain dengan aset finansial pasar modal yang ada.

Tetapi tentunya hal ini tidak akan selalu begitu, teman memiliki pengalaman ada yang sampai telat 90 hari dalam pengembalian dananya, meski memiliki rating yang bagus, yang secara teori seharusnya memiliki reputasi bagus.

Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor, dan permintaan pendanaan ini ada banyak tujuannya, ada yang untuk financing (membiayai proke misalkan), invoicing (peminjam menunggu dibayar oleh clientnya, sambil menunggu, peminjam tetap harus bayar karyawan, vendor dll, dan menggunakan uang pinjaman ini untuk itu, sambil menunggu kliennya bayar), dan ada pula yang penggunaannya untuk konsumsi (beli handphone, paylater, dll).

Sejauh ini yang saya temui, saya memilih yang invoicing saja, agak lebih rendah risikonya, meski imbal hasilnya tidak sebesar yang lebih berisiko.

Mendanai dimana?

Melakukan pendanaan di platform P2P agak tricky memang, kita perlu memperhatikan dari mulai kinerja platform itu sampai ke kualitas peminjam yang ditampung di platform tersebut, tapi ada acuan yang bisa digunakan, disebut TKB atau Tingkat Keberhasilan, artinya tingkat keberhasilan penuntasan dari pinjaman, si peminjam bisa mengembalikan pinjamannya dalam waktu yang ditentukan, semakin besar persentase TKB dari platform P2P, biasanya semakin bagus kualitas peminjamnya dan ekosistemnya bagus.

Jadikan TKB ini sebagai acuan jika ingin melakukan pendanaan pinjaman yang ada di platform tersebut.

Saat ini saya menaruh dana saya di beberapa platform P2P, antara lain:

  1. Modalku
  2. Akseleran
  3. Koinworks
  4. Alami

disclaimer, link mengandung referral afiliasi, artinya jika mendaftar dengan link itu atau kodenya, saya dan pengguna referral mendapatkan sejumlah dana dari platform tersebut.

Dari empat platform ini, masing-masing tentunya memiliki persentasi yang berbeda-beda bisa dilihat dari persentase TKB-nya.

Sejauh ini saya tidak menemukan masalah dalam pengembalian pinjaman yang saya berikan di platform tersebut, malah kadang kesulitan melakukan pendanaan di salah satu P2P platform, bukan masalah teknis, tapi ga kebagian terus, sekali ada pendanaan, biasanya langsung habis dalam hitungan menit.


Tags: investasi, p2p