← back to home

Berkenalan dengan indeks fund



Photo by Claudio Schwarz

Investasi bisa menjadi pekerjaan yang tak berhenti, ada saja yang bisa menjadi perhatian jika kita terlalu sering melihat aset yang kita miliki, mungkin karena kebiasaan, mungkin karena ketidak percayaan diri, mungkin karena kekhawatiran, ada sedikit issue, berita, mengenai yang mungkin dipikir akan berimbas pada portofolio yang kita miliki.

Kemudian, jika kita mengatur aset yang ada di dalam portofolio yang kita miliki, misalkan 60% saham, secara aktif kita setidaknya harus melakukan monitoring terhadap saham yang menjadi konstituen didalam portofolio tersebut, apakah perlu rebalancing, apakah kita terlalu banyak saham yang saat ini sektornya tidak menentu, melakukan hal itu semua bisa menyita waktu kita, yang ujungnya malah bisa membuat kita stress.

Apa itu Index Fund?

Sebuah portofolio yang memiliki aset didalamnya yang menyerupai satu indeks yang ada, terutama indeks yang ada di pasar modal, bisa itu saham, obligasi, atau lainnya.

Misalkan salah satu indeks di bursa saham, IDX30, yang mana isinya adalah 30 saham yang memiliki likuiditas yang tinggi dan juga kapitalisasi pasar yang tinggi (sumber: idx), dan ada produk yang menggunakan indeks IDX30 ini sebagai acuan, misalkan produk ETF bernama XIID (Reksa Dana Indeks Premier ETF Index IDX30) yang dikeluarkan oleh Indo Premier, atau ETF XTPD (Reksa Dana Indeks Panin ETF IDX30 Dinamis) yang dikeluarkan oleh Panin, kemudian ada juga produk reksa dana mengikuti indeks ini, misalkan BNI-AM Indeks IDX30

Kenapa indeks?

Dalam dunia investasi ada yang dikenal kata diversifikasi, artinya kita tidak hanya memiliki satu atau dua saham saja, atau tidak hanya satu jenis aset saja, misalkan hanya saham, karena memiliki aset yang tidak beragam, risiko untuk rugi bisa tinggi, dengan melakukan diversifikasi, kita mengurangi risiko tersebut, seperti telur yang tidak disimpan hanya disatu keranjang.

Dengan membeli produk indeks, kita secara tidak langsung melakukan diversifikasi terhadap portofolio investasi yang dimiliki, daripada hanya membeli satu atau dua emiten saham, kenapa tidak membeli satu box yang berisi 30 saham sekaligus? risiko memang ada, tapi kecil, karena setidaknya pasti ada saham yang menjadi konstituen yang nilainya naik, dan itu menjadikan indeks menarik.

Dan alasan lain, investor tidak perlu repot-repot dalam melakukan riset, atau mungkin melakukan eksekusi pembelian saham yang sebelumnya direset, belum lagi risiko riset yang kita lakukan tidak sesuai dengan harapan, dengan membeli indeks, kita menyerahkan kinerja investasi terhadap pasar, jika pasar turun, kemungkinan investasi kita turun, begitu juga jika naik, investasi kita naik.

Indeks-indeks lain

Ada banyak indeks lain yang dibuat, seperti misalkan indeks IDX Growth 30, High dividen, MSCI, atau mungkin indeks yang bertema, seperti tema ESG, ada indeks SRI-KEHATI yang berfokus pada lingkungan dan governance yang pro lingkungan, dan banyak lagi, bisa di lihat disini untuk aset saham, atau untuk obligasi, biasanya ada produk yang akan mengikuti indeks-indeks tersebut, bisa itu ETF atau reksa dana.


Tags: investasi, saham, reksa dana, indeks, etf