← back to home

Melakukan investasi secara sederhana



Photo by Pierre Châtel-Innocenti

Investasi memang idealnya tidak harus ribet, jika ada cara yang mudah dan tidak pusing, lebih baik ambil cara tersebut, tentunya dengan riset dan membaca dulu, dan sebisa mungkin kita memahami kemana uang yang kita punya itu diinvestasikan, mengetahui aset apa saja yang kita beli relatif ke yang kita investasikan.

Investasi dengan sederhana di sini artinya saya tidak mau ribet, saya tidak mau banyak pikiran atas apa yang saya investasikan, terlepas dari pasar sedang naik, atau turun, hal ini setidaknya tidak menjadi hal yang bikin saya pusing.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa melakukan investasi secara sederhana, sederhana di sini bukan berarti seadanya, bukan berarti tidak ada “ambisi” untuk memiliki nilai yang lebih terhadap investasi kita dimasa depan.

Investasi dengan cara pasif

Di seputar finansial, dan juga dipostingan sebelumnya, saya pernah membahas mengenai bagaimana melakukan investasi dengan cara yang pasif, pasif di sini, kita atau pihak lain yang mengelola dana kita, tidak secara aktif melakukan aktivitas pasar, tapi lebih ke mode kalem, dan biasanya yang melakukan investasi secara pasif adalah dengan investasi terhadap indeks.

Ada beberapa indeks yang ada di Indonesia, dan beberapa yang besar antara lain indeks IHSG, IDX30, IDXV30, LQ45, Infobank, KOMPAS100, BUMN, ICBI (indeks obligasi) dan lainnya.

Indeks-indeks ini ada yang mengemasnya menjadi suatu produk, ada yang mengemas menjadi reksa dana atau menjadi ETF, dan masing-masing memiliki institusi yang akan mengurus aset yang ada di dalam produk investasi kemasan tersebut, untuk reksa dana misalkan ada reksa dana bond indeks dari Bahana, atau mungkin juga reksa dana saham yang mengacu pada IDX30 dari BNI Asset Management, dan produk-produk lain yang bersifat pasif.

Keuntungan pasif, biasanya tidak banyak aktivitas, yang menjadikan tidak banyak biaya yang dikeluarkan untuk jual atau beli aset yang ada didalamnya, belum lagi biaya pajak yang selalu keluar, dan karena tidak banyak aktivitas, maka fee admin tidak begitu besar jika dibandingkan dengan produk sejenis yang dimanage secara aktif.

Alihkan keputusan investasi ke pihak lain

Di atas sudah membahas ETF dan reksa dana, 2 jenis produk ini dibuat oleh institusi, biasa disebut dengan sebutan manajer invetasi (masih ada pihak lain yang terlibat dalam proses Kegiatan Investasi Kolekif ini, tapi kita fokuskan hanya MI saja biar simple).

Nah, Manajer Investasi (MI) inilah yang akan melakukan hal berat untuk kita, dari mulai menganalisa saham apa, atau obligasi apa yang bisa masuk ke dalam produk investasinya, sampai keputusan untuk membeli atau menjual aset yang dimiliki didalam portofolionya, dan kita tidak perlu pusing dengan aktivitas-aktivitas tersebut di atas.

Belum lagi MI harus selalu relevan dengan keadaan pasar, keadaan ekonomi (mikro, makro), hingga ke kebijakan apa yang memungkinkan mengubah pasar, untuk investor ritel seperti kita, hal tersebut akan banyak memakan waktu, dan lebih baik ada pihak lain yang membantu kita untuk hal tersebut, toh, setiap MI akan diminta untuk memiliki imbal hasil yang optimal untuk bisa menarik investor.

Otomasi

Melakukan otomasi adalah hal yang saya sukuri sekarang bisa dilakukan, kita bisa set produk apa yang akan kita beli, sejumlah berapa, dan dilakukan pada tanggal berapa setiap minggu, bulannya?, dengan melakukan konfigurasi seperti ini, sangat membantu dan secara waktu bisa efisien.

Dan dengan otomasi, kita pun menghilangkan faktor pertimbangan, faktor yang menjadikan manusia terkadang sebagai penilai atau pembuat keputusan yang buruk, terkadang kitalah musuh kita sendiri.

Otomasi meghilangkan friksi antara kegiatan investasi dan keputusan kita sebagai manusia dan investor, sehingga bisa fokus melakukan investasi.


Tags: rencana keuangan, rencana investasi, investasi, alokasi aset, otomasi, investasi pasif